Jumat, 20 Agustus 2010

Dia akhirnya kembali



Dilain sisi memang ada benarnya pepatah yang mengatakan "usah tangisi perpisahan tetapi tangisilah pertemuan itu". Kita tidak harus selamanya menangisi perpisahan yang terjadi karena selain Tuhan dan waktu tidak ada yang abadi di dunia ini. Sudah satu bulan ini aku dekat dengan seorang teman dari daerah lain dan kita dengan begitu cepatnya akrab. Dimulai dengan obrolan ringan di dunia maya hingga berkirim kabar melalui pesan singkat serta berkomunikasi melalui telepon hingga akhirnya kita berdua bertemu. Awalnya serba biasa saja karena aku pergi ke kota dia bukan semata-mata untuk bertemu dengan dia,ketika bertemu di stasiun kita berdua terlihat canggung dan akhirnya semuanya mulai berjalan seperti air. aku merasa cocok dan setelah pertemuan pertama hingga saat ini kita sudah bertemu 3 kali. Memang awalnya biasa saja namun akhirnya semua mulai terlihat berantakan mungkin disebabkan ketidak adaan landasan hubungan atau pribadi aku atau dia yang masih muda dan dipengaruhi ego sehingga akhirnya hubungan kita berakhir melalui sms yang aku kirim. Mungkin aku egois ketika itu dan ketika akhirnya aku sadar bahwa aku salah, semua sudah terjadi dan aku hanya bisa menangis melihat dia menjauh pergi. Setiap malam air mata ini terus aku cucurkan menyesali kenapa mesti berpisah tapi apa yang aku dapatkan? tidak ada sama sekali. Dia hanya ingin kita berteman. Malam-malam berikutnya aku menangis tetapi bukan menyesali perpisah itu tetapi menyesali mengapa ada pertemuan yang tidak disengaja di dunia maya ketika itu, mengapa aku mau bertemu dengan dia dan mengapa mengapa lainnya yang terus bermunculan.AKU MASIH MENCINTAI DIA SEPERTI DULU. "Sebuah penyesalan, walaupun itu penyesalan yang kecil akan tetap berakibat menusuk ke perasaan"

DAN ketika akhirnya dia kembali semua perasaan aku susun kembali. retak-retak itu aku coba tutupi dengan rasa cinta yang bersemi. Dia menerima aku dan aku akan selalu menjadi miliknya.